Monday 1 October 2012

KRI Klewang antara "Human error atau Sabotase"

KRI Klewang In Memoriam

Foto: KRI Klewang In Memoriam

Tiga  hari sebelum ujicoba berlayar,  Trimaran stealth KRI Klewang 625 musnah terbakar, lalu tenggelam dan kini tinggal kenangan.  Tidak banyak yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan kapal.  Api tiba-tiba berkobar begitu besar dari arah ruang mesin, saat kapal berada di galangan kapal TNI AL Ketapang, Banyuwangi- Jawa Timur.

Yang menjadi pertanyaan besar, mengapa api begitu cepat menghanguskan seluruh kapal ?.  Apakah kapal ini cacat disain atau material ?

Kebakaran ini terjadi siang hari, justru ketika sebagian teknisi PT Lundin Industry Invest dan kru TNI AL sedang mencoba sistem mesin kapal.

Direktur PT Lundin Industri Invest, Liza Lundin menduga kebakaran itu akibat korsleting listrik di bagian darat yang menjalar ke kapal. Namun Liza menyatakan akan dilakukan investigasi yang melibatkan beberapa pihak termasuk TNI AL.

Korsleting listrik memang bisa memicu titik api yang sangat tinggi dalam sekejap. Suhu logam kabel yang memanas tiba-tiba akan menjalar dengan cepat. Bahkan saking panasnya, plastik pembungkus logam kabel akan langsung meleleh dan meledak-ledak sambil menimbulkan titik api di beberapa tempat.

Namun hampir semua mesin canggih akan melindungi komponen vital mereka dari efek korsleting. Mesin mesin canggih melokalisir korsleting itu, dengan memutus titik bakar melalui sejumlah sikring/fuse.

Jika kita terus menduga-duga,  akan banyak sekali kemungkinannya.

Jika benar terjadi korsleting, kemungkinan titik api tersebut menyambar bahan bakar yang ada di KRI Klewang.

Tentu kita masih ingat, bagaimana bahan bakar pesawat bisa merontokkan menara kembar WTC di Amerika Serikat. Bahan bakar pesawat yang masih penuh, membakar sokoguru / tiang utama dari gedung  WTC itu. Logam sokoguru yang lumer tak mampu menahan gedung pencakar langit itu dan akhirnya ambruk rata dengan tanah.

Hal yang sama bisa terjadi di KRI Klewang. Suhu yang begitu panas akibat terbakarnya bahan bakar kapal, membuat body kapal yang terbuat dari bahan komposit, meleleh seperti lilin.

Dengan demikian bisa dikatakan hull/ body kapal memang tidak mampu menahan titik api bersuhu tinggi.

Tentu saya tidak ingin sok tahu dan ini sebatas analisa semata.

Penyebab kebakaran akan diketahui setelah dilakukan investigasi.  Sialnya, seluruh badan KRI Klewang habis terbakar.  Hal ini menyulitkan melacak proses terbakarnya kapal.

Unsur sabotase tidak bisa diabaikan.

Kita menjadi teringat dengan kecelakaan pesawat jet komersial Rusia, Sukhoi Super Jet 100 (SSJ-100) di Gunung Salak, Bogor- Jawa Barat. Presiden RusiaVladimir Putin, langsung membentuk tim khusus untuk menginvestigasi kecelakaan tersebut, termasuk dugaan unsur sabotase.

Pesawat SSJ-100 sudah berteknologi modern.  Kaca pesawat saja bisa mendeteksi jika ada terrain seperti  gunung atau bukit di depan pesawat. Belum lagi sensor lainnya.  Kursi pesawat akan bergetar jika pilot mengabaikan warning tersebut.

Belum lagi pilot yang menerbangkan pesawat SSJ-100 adalah mantan instruktur pesawat tempur  jet supersonic Sukhoi. Pilot ini sudah terbiasa diguncang dan diputar oleh pesawat yang bergerak dengan kecepatan sangat tinggi. Sementara saat kecelakaan SSJ-100 itu sedang terbang dengan kecepatan rata-rata pesawat komersial.  Bagaimana bisa pesawat itu menabrak gunung ?.

Pesawat-pesawat modern seperti: Airbus, Boeing atau SSJ-100,  hampir tidak mungkin jatuh, kecuali akibat human error atau sabotase.

Tak lama setelah jatuhnya pesawat SSJ-100, terjadilah kebakaran terhadap kapal selam nuklir AS  USS Miami, yang merapat di galangan Kittery Maine, Jumat 25 Mei 2012.  Hasil penyelidikan otoritas AS menyimpulkan, kapal itu sengaja dibakar oleh salah seorang pekerjanya, alias sabotase.

Bagaimana dengan KRI Klewang ?.
Kalau ada pihak atau negara lain yang ingin menyabotase KRI Klewang, tentu cukup mudah. Sebagian besar wilayah Indonesia adalah lautan. Laut di antara pulau-pulau Indonesia merupakan jalan masuk yang empuk bagi kapal selam asing.

Pertanyaannya, apakah TNI AL telah memiliki alat atau sensor untuk mendeteksi kapal selam asing yang melintas, bolak balik atau justru mangkal di laut Indonesia ?.

Memasang sensor kapal selam di bawah laut tidak mudah. Jika proyek itu diserahkan kepada pihak asing, tentunya alat itu menjadi mubazir, karena mereka akan tahu di mana sensor itu dipasang.

Apakah Indonesia sudah memasang sensor kapal selam di laut-laut Indonesia yang strategis ?.

Operasi kapal selam bersifat rahasia. Kapal selam asing bisa saja melakukan operasi rahasia di bawah laut Indonesia. Bahkan untuk jenis kapal selam nuklir, mereka bisa berdiam diri, mangkal berbulan bulan di bawah laut Indonesia, untuk operasi rahasia yang dibutuhkan.

Jika demikian, tentu mudah bagi pasukan komando di kapal selam itu, untuk naik ke permukaan lalu melakukan sabotase.

Kapal selam pun bisa melakukan operasi rahasia seperti: mengangkut emas, mengangkut uranium, transfer hulu ledak nuklir, bahkan membuang limbah nuklir di tempat yang mereka inginkan.

Lebih parah lagi kapal selam bisa saja melakukan sabotase alam, misalnya menyuntikkan “kelereng” ke gunung berapi di bawah laut, agar gunung  itu cepat meletus. Jangan lupa kita memiliki gunung di bawah laut, yakni Krakatau.

Analisa ini memang cukup mengerikan. Namun secara akal sehat opsi itu mungkin saja terjadi.

Dengan demikian memang tidak boleh Indonesia membiarkan wilayah bawah lautnya tidak terpantau dengan benar.

Mungkin anda pernah mendengar, bagaimana awak kapal selam Indonesia  mendengar “ping” dari kapal selam negara lain yang berada di Indonesia.

Wilayah laut Indonesia, bisa jadi rute bagi perjalanan kapal selam penjelajah sejumlah negara.  Yang lebih berbahaya, kapal selam itu bukan sekedar melintas, tapi mangkal terlebih dahulu di bawah laut Indonesia, untuk tujuan tertentu.

Mungkinkah uranium dari perusahaan tambang raksasa di Papua diangkut ke luar negeri melalui kapal selam ?. Tentu mungkin.

Hal yang aneh tapi nyata terjadi dengan tetangga dekat kita Sigapura.

Singapura bisa dikatakan nyaris tidak memiliki laut. Namun mengapa mereka terus menambah jumlah kapal selamnya menjadi 6 unit ? Padahal biaya operasi kapal selam tidaklah murah. Lalu untuk apa kapal selam itu ?

Mungkinkah kapal-kapal selam Singapura melakukan operasi atau transaksi pengiriman uang, emas, permata dan barang berharga lainnya dari berbagai negara melalui bawah laut ? .  Transaksi besar yang ilegal dan rahasia, tentu sangat ideal dilakukan melalui kapal selam.

Bahkan sejumlah gembong narkoba di Mexico dan negara Amerika Latin, menggunakan kapal selam untuk mengangkut transaksi narkoba. Beberapa kapal selam pengangkut narkobat, sempattertangkap oleh otoritas Mexico.

Kita jadi ingat ketika perang dunia ke II, bagaimana kapal selam U-209 Jerman masuk ke teluk yang sempit di Belanda, untuk menghancurkan sejumlah kapal dan fasilitas militer Sekutu di malam hari.  Setelah meledak dan terbakar,  militer Sekutu yang berada di galangan kapal di Belanda kebingungan mencari tahu mengapa kapal perang dan fasilitas militer mereka hancur. Di saat kebingungan itu, kapal selam U-209 Jerman sudah pergi menjauh.

Apakah insiden di galangan kapal Belanda ini,  sama dengan insiden terbakarnya KRI Klewang di Banyuwangi Jawa Timur ?.
klewang24 KRI Klewang Terbakar

KRI Klewang 625 dalam Kenangan
Apa jadinya jika kapal selam asing merapat ke Tanjung Priok dan menembakkan rudal ke sejumlah sasaran di Jakarta ?. Kita hanya bisa clingak-clinguk mencari tahu darimana rudal itu ditembakkan, sementara kapal selam itu, telah pergi menjauh.

Apakah Kapal kebanggan Indonesia KRI Klewang habis terbakar karena kecelakaan kerja atau sabotase ?. Saat ini kita tidak tahu.

Yang sudah jelas adalah pesawat N-250 disabotase pihak asing melalui tangan IMF, sehingga proyek strategis itu terbengkalai hingga sekarang.

Dan kini proyek strategis lainnya karya bangsa Indonesia, Trimaran KRI Klewang, musnah tiga hari sebelum kapal itu resmi berlayar. Come on…wake up Guys !.

Semoga bencana yang menimpa KRI Klewang tidak membuat TNI AL dan John Lundin, surut membuat kapal perang Trimaran. (JKGR).

Tiga hari sebelum ujicoba berlayar, Trimaran stealth KRI Klewang 625 musnah terbakar, lalu tenggelam dan kini tinggal kenangan. Tidak banyak yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan kapal. Api tiba-tiba berkobar 
begitu besar dari arah ruang mesin, saat kapal berada di galangan kapal TNI AL Ketapang, Banyuwangi- Jawa Timur.

Yang menjadi pertanyaan besar, mengapa api begitu cepat menghanguskan seluruh kapal ?. Apakah kapal ini cacat disain atau material ?

Kebakaran ini terjadi siang hari, justru ketika sebagian teknisi PT Lundin Industry Invest dan kru TNI AL sedang mencoba sistem mesin kapal.

Direktur PT Lundin Industri Invest, Liza Lundin menduga kebakaran itu akibat korsleting listrik di bagian darat yang menjalar ke kapal. Namun Liza menyatakan akan dilakukan investigasi yang melibatkan beberapa pihak termasuk TNI AL.

Korsleting listrik memang bisa memicu titik api yang sangat tinggi dalam sekejap. Suhu logam kabel yang memanas tiba-tiba akan menjalar dengan cepat. Bahkan saking panasnya, plastik pembungkus logam kabel akan langsung meleleh dan meledak-ledak sambil menimbulkan titik api di beberapa tempat.

Namun hampir semua mesin canggih akan melindungi komponen vital mereka dari efek korsleting. Mesin mesin canggih melokalisir korsleting itu, dengan memutus titik bakar melalui sejumlah sikring/fuse.

Jika kita terus menduga-duga, akan banyak sekali kemungkinannya.

Jika benar terjadi korsleting, kemungkinan titik api tersebut menyambar bahan bakar yang ada di KRI Klewang.

Tentu kita masih ingat, bagaimana bahan bakar pesawat bisa merontokkan menara kembar WTC di Amerika Serikat. Bahan bakar pesawat yang masih penuh, membakar sokoguru / tiang utama dari gedung WTC itu. Logam sokoguru yang lumer tak mampu menahan gedung pencakar langit itu dan akhirnya ambruk rata dengan tanah.

Hal yang sama bisa terjadi di KRI Klewang. Suhu yang begitu panas akibat terbakarnya bahan bakar kapal, membuat body kapal yang terbuat dari bahan komposit, meleleh seperti lilin.

Dengan demikian bisa dikatakan hull/ body kapal memang tidak mampu menahan titik api bersuhu tinggi.

Tentu saya tidak ingin sok tahu dan ini sebatas analisa semata.

Penyebab kebakaran akan diketahui setelah dilakukan investigasi. Sialnya, seluruh badan KRI Klewang habis terbakar. Hal ini menyulitkan melacak proses terbakarnya kapal.

Unsur sabotase tidak bisa diabaikan.

Kita menjadi teringat dengan kecelakaan pesawat jet komersial Rusia, Sukhoi Super Jet 100 (SSJ-100) di Gunung Salak, Bogor- Jawa Barat. Presiden RusiaVladimir Putin, langsung membentuk tim khusus untuk menginvestigasi kecelakaan tersebut, termasuk dugaan unsur sabotase.

Pesawat SSJ-100 sudah berteknologi modern. Kaca pesawat saja bisa mendeteksi jika ada terrain seperti gunung atau bukit di depan pesawat. Belum lagi sensor lainnya. Kursi pesawat akan bergetar jika pilot mengabaikan warning tersebut.

Belum lagi pilot yang menerbangkan pesawat SSJ-100 adalah mantan instruktur pesawat tempur jet supersonic Sukhoi. Pilot ini sudah terbiasa diguncang dan diputar oleh pesawat yang bergerak dengan kecepatan sangat tinggi. Sementara saat kecelakaan SSJ-100 itu sedang terbang dengan kecepatan rata-rata pesawat komersial. Bagaimana bisa pesawat itu menabrak gunung ?.

Pesawat-pesawat modern seperti: Airbus, Boeing atau SSJ-100, hampir tidak mungkin jatuh, kecuali akibat human error atau sabotase.

Tak lama setelah jatuhnya pesawat SSJ-100, terjadilah kebakaran terhadap kapal selam nuklir AS USS Miami, yang merapat di galangan Kittery Maine, Jumat 25 Mei 2012. Hasil penyelidikan otoritas AS menyimpulkan, kapal itu sengaja dibakar oleh salah seorang pekerjanya, alias sabotase.

Bagaimana dengan KRI Klewang ?.
Kalau ada pihak atau negara lain yang ingin menyabotase KRI Klewang, tentu cukup mudah. Sebagian besar wilayah Indonesia adalah lautan. Laut di antara pulau-pulau Indonesia merupakan jalan masuk yang empuk bagi kapal selam asing.

Pertanyaannya, apakah TNI AL telah memiliki alat atau sensor untuk mendeteksi kapal selam asing yang melintas, bolak balik atau justru mangkal di laut Indonesia ?.

Memasang sensor kapal selam di bawah laut tidak mudah. Jika proyek itu diserahkan kepada pihak asing, tentunya alat itu menjadi mubazir, karena mereka akan tahu di mana sensor itu dipasang.

Apakah Indonesia sudah memasang sensor kapal selam di laut-laut Indonesia yang strategis ?.

Operasi kapal selam bersifat rahasia. Kapal selam asing bisa saja melakukan operasi rahasia di bawah laut Indonesia. Bahkan untuk jenis kapal selam nuklir, mereka bisa berdiam diri, mangkal berbulan bulan di bawah laut Indonesia, untuk operasi rahasia yang dibutuhkan.

Jika demikian, tentu mudah bagi pasukan komando di kapal selam itu, untuk naik ke permukaan lalu melakukan sabotase.

Kapal selam pun bisa melakukan operasi rahasia seperti: mengangkut emas, mengangkut uranium, transfer hulu ledak nuklir, bahkan membuang limbah nuklir di tempat yang mereka inginkan.

Lebih parah lagi kapal selam bisa saja melakukan sabotase alam, misalnya menyuntikkan “kelereng” ke gunung berapi di bawah laut, agar gunung itu cepat meletus. Jangan lupa kita memiliki gunung di bawah laut, yakni Krakatau.

Analisa ini memang cukup mengerikan. Namun secara akal sehat opsi itu mungkin saja terjadi.

Dengan demikian memang tidak boleh Indonesia membiarkan wilayah bawah lautnya tidak terpantau dengan benar.

Mungkin anda pernah mendengar, bagaimana awak kapal selam Indonesia mendengar “ping” dari kapal selam negara lain yang berada di Indonesia.

Wilayah laut Indonesia, bisa jadi rute bagi perjalanan kapal selam penjelajah sejumlah negara. Yang lebih berbahaya, kapal selam itu bukan sekedar melintas, tapi mangkal terlebih dahulu di bawah laut Indonesia, untuk tujuan tertentu.

Mungkinkah uranium dari perusahaan tambang raksasa di Papua diangkut ke luar negeri melalui kapal selam ?. Tentu mungkin.

Hal yang aneh tapi nyata terjadi dengan tetangga dekat kita Sigapura.

Singapura bisa dikatakan nyaris tidak memiliki laut. Namun mengapa mereka terus menambah jumlah kapal selamnya menjadi 6 unit ? Padahal biaya operasi kapal selam tidaklah murah. Lalu untuk apa kapal selam itu ?

Mungkinkah kapal-kapal selam Singapura melakukan operasi atau transaksi pengiriman uang, emas, permata dan barang berharga lainnya dari berbagai negara melalui bawah laut ? . Transaksi besar yang ilegal dan rahasia, tentu sangat ideal dilakukan melalui kapal selam.

Bahkan sejumlah gembong narkoba di Mexico dan negara Amerika Latin, menggunakan kapal selam untuk mengangkut transaksi narkoba. Beberapa kapal selam pengangkut narkobat, sempattertangkap oleh otoritas Mexico.

Kita jadi ingat ketika perang dunia ke II, bagaimana kapal selam U-209 Jerman masuk ke teluk yang sempit di Belanda, untuk menghancurkan sejumlah kapal dan fasilitas militer Sekutu di malam hari. Setelah meledak dan terbakar, militer Sekutu yang berada di galangan kapal di Belanda kebingungan mencari tahu mengapa kapal perang dan fasilitas militer mereka hancur. Di saat kebingungan itu, kapal selam U-209 Jerman sudah pergi menjauh.

Apakah insiden di galangan kapal Belanda ini, sama dengan insiden terbakarnya KRI Klewang di Banyuwangi Jawa Timur ?.
klewang24 KRI Klewang Terbakar

KRI Klewang 625 dalam Kenangan
Apa jadinya jika kapal selam asing merapat ke Tanjung Priok dan menembakkan rudal ke sejumlah sasaran di Jakarta ?. Kita hanya bisa clingak-clinguk mencari tahu darimana rudal itu ditembakkan, sementara kapal selam itu, telah pergi menjauh.

Apakah Kapal kebanggan Indonesia KRI Klewang habis terbakar karena kecelakaan kerja atau sabotase ?. Saat ini kita tidak tahu.

Yang sudah jelas adalah pesawat N-250 disabotase pihak asing melalui tangan IMF, sehingga proyek strategis itu terbengkalai hingga sekarang.

Dan kini proyek strategis lainnya karya bangsa Indonesia, Trimaran KRI Klewang, musnah tiga hari sebelum kapal itu resmi berlayar. Come on…wake up Guys !.

Semoga bencana yang menimpa KRI Klewang tidak membuat TNI AL dan John Lundin, surut membuat kapal perang Trimaran. (JKGR).

No comments: