Friday 11 May 2012

Basarnas Cepat Tanggap, Sukhoi Ditemukan!


Kurang dari 24 jam setelah hilang kontak, Badan SAR Nasional atau Basarnas berhasil menemukan lokasi kecelakaan pesawat penumpang sipil buatan Rusia, Sukhoi Superjet 100. Gerak cepat BASARNAS dan tim ini menjadi catatan positif, dibandingkan kinerja BASARNAS sebelumnya. Bagaimana sejumlah pihak mengevaluasi kinerja Basarnas ini?

IlustrasiSiang kemarin, sebuah laporan tim Badan SAR Nasional menyatakan ada serpihan pesawat terlihat berada pada ketinggian 5,800 meter di sekitar Gunung Salak, Jawa Barat. Kepala Badan SAR Nasional Damya Daryatno menduga, itu serpihan pesawat Sukhoi Superjet 100 yang jatuh akibat menabrak tebing Gunung Salak.
"Ciri-ciri yang dapat kami sampaikan disamping itu memang itu dari atas betul kelihatan serpihan pesawat juga ada satu indikasi tulisan logo Sukhoi, tadi penerbangnya menyampaikan kepada saya. Warnanya sama dengan pesawat Sukhoi sesuai dengan gambar."
Badan SAR Nasional pun menyiapkan sejumlah helikopter militer proses evakuasi para korban musibah pesawat itu. Ratusan personel dikerahkan untuk menyisir lokasi.
Pesawat angkut sipil Sukhoi Superjet itu ditemukan kurang dari sehari. Ini sebuah prestasi yang tidak bisa dianggap remeh. Padahal Emergency Location Transmitter atau ELT milik Sukhoi, tidak berfungsi. ELT merupakan alat pengirim sinyal informasi jika pesawat mengalami gangguan atau terjatuh.
Bandingkan ketika Badan SAR Nasional melakukan pencarian pesawat Cessna milik Sekolah Penerbangan Nusa Flying International School yang jatuh di Gunung Ciremai, Jawa Barat pada November tahun lalu. Proses pencarian terpaksa dihentikan karena selama delapan hari nihil. Reruntuhan pesawat dan korban akhirnya ditemukan warga, 12 hari setelah kejadian.
Keluarga korban Sukhoi kali ini berharap keberhasilan Basarnas dalam menentukan titik jatuh pesawat, dapat membawa informasi soal anggota keluarga mereka. Ana Kamagi, istri Steven Kamagi yang menjadi salah satu penumpang mengatakan telah mengumpulkan data-data soal suaminya. Dia berharap dengan begitu suaminya bisa lekas ditemukan.
“Harapan sih secepatnya ya ditemukan. Apakah ibu sudah melapor ke DVO? Dimintai data-data terakhir ya, pakai baju apa? Pakai jam engga, cincin dan yang lain. Sudah diambil darah atau DNA? Belum diambil.”
Parlemen juga mengapresiasi keberhasilan Basarnas. Anggota Komisi Perhubungan DPR Malkan Amin mengatakan keberhasilan Basarnas bukti pelaksanaan tugas dan wewenang badan pimpinan Damya Daryatno itu.
“Itu luar biasa. Satu hal yang harus kita berikan jempol kepada Basarnas yang memang diberikan tugas dan fungsi serta anggaran oleh APBN untuk tugas-tugas seperti itu. Kita harus yakini, pemimpin Basarnas itu sudah melakukan tugasnya dengan baik.”
Anggota Komisi Perhubungan DPR Malkan Amin menambahkan kini menjadi tugas Komite Nasional Keselamatan Transportasi KNKT untuk mencari dan menemukan kotak hitam atau black box. Selain itu evakuasi para korban juga harus segera dilakukan karena medan yang dingin dan curam.
Pujian juga datang dari pengamat penerbangan Alvin Lie. Menurut dia, bukan perkara mudah untuk bisa menemukan pesawat yang terjatuh tanpa petunjuk pasti.
“Agak rumit ya. Karena menentukan pesawat jatuh itu harus tau ketinggian pesawat, kontak terakhir, kecepatan pesawat, tingginya, lalu kondisi cuaca. Sehingga biasanya perkiraan lokasi itu cukup luas radiusnya. Baru dilakukan penyisiran terhadap radius yang diperkirakan itu.”
Lepas dari itu, pengamat penerbangan Alvin Lie menegaskan sinyal transmisi darurat ELT merupakan komponen wajib dalam penerbangan. Karena itu dia menyarankan agar KNKT menyelidiki tidak berfungsinya alat tersebut dalam musibah kecelakaan Sukhoi Superjet.

No comments: